Advertisement (468 x 60px )

Senin, 02 April 2012

BMKG: Gelombang Laut Banten Selatan Dua Meter

Serang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Serang, Banten, memprakirakan tinggi gelombang laut Banten selatan dalam tiga hari ke depan berpeluang dua meter. Kecepatan angin rata-rata 24 kilometer per jam.

Koordinator Unit Analisa BMKG Serang Halim Perdanakusumah, Selasa (3/4), memprakiraan tinggi gelombang laut Banten selatan berkisar antara 1,0 meter sampai 2,0 meter. Tiupan angin bergerak dari barat sampai barat daya dan berkisar tiga sampai 12 knot. Gelombang bergerak dari selatan dengan jarak pandang empat sampai delapan kilometer.

Selama ini, kata dia, cuaca perairan Banten Selatan relatif normal. Ketinggian gelombang dua meter dan angin berkecepatan 24 km per jam. Cuaca berawan pagi hingga siang hari, dan sore hari berpeluang hujan dengan kapasitas ringan. Suhu udara pada siang hari berkisar 23 derajat hingga 31 derajat Celcius. Kelembaban udara antara 60 sampai 90 persen.

Halim menjelaskan, cuaca pesisir Banten selatan meliputi Pantai Carita, Labuan, Panimbang, Sumur, Tanjunglesung, Sumur, Binuangeun, Cihara, Sawarna sampai Pelabuhanratu, Sukabumi, dinyatakan aman bagi nelayan dan kapal tongkang.

Selama ini, kata dia, pesisir laut Banten selatan relatif normal dan tidak menimbulkan kecelakaan laut. "Kami menjamin nelayan perahu kecil dan tongkang relatif aman karena angin berkecapatan 12 knot dan ombak dua meter," ujarnya menjelaskan.

Ia menyebutkan, tinggi gelombang laut Banten utara meliputi Pantai Bojonegoro, Pulomerak, Pulorida, Anyer berpeluang 0,6 meter sampai 1,2 meter dengan tiupan angin berkecepatan 24 km per jam. Tiupan angin bergerak dari barat sampai barat daya dan berkisar tiga sampai 12 knot.

Begitu pula laut kawasan Selat Sunda lintas Merak-Bakauheni relatif normal dan tidak berbahaya bagi pelayaran penyeberangan. Selama ini, ujar dia, pelayaran penyeberangan Merak-Bakauheni, Lampung berjalan lancar tanpa hambatan disebabkan cuaca di Selat Sunda bagian utara relatif normal.

"Saya kira cuaca laut Banten beberapa hari mendatang membaik dan tidak terjadi gelombang tinggi," katanya.(Ant/BEY)

Keterlambatan LKPJ Gubernur Banten Dipertanyakan

SERANG - Keterlambatan penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban   Gubernur Banten Hj Ratu  Atut Chosiyah terkait pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011 dipertanyakan oleh sejumlah pihak, termasuk DPRD Banten.

Sebab, mengacu pada  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Pertanggujawaban Pemerintah Daerah, LKPJ harus disampaikan kepada DPRD paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sanuji Pentamarta, Senin (2/4)  menegaskan, keterlambatan penyampaian LKPJ tahun anggaran 2011 oleh Gubernur Banten  akan menghambat agenda pembangunan.

Salah satunya adalah terkait  program legislasi daerah  (Prolegda). Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin mengatakan, hingga saat ini belum menerima surat pengantar penyampaian LKPJ Gubernur Banten dari Pemprov Banten.

“Saya belum mengecek ke Sekretariat DPRD Banten. Namun, sejauh ini saya belum menerima surat pengantar LKPJ Gubernur Banten tersebut,” jelasnya.

Secara terpisah, Ketua  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemprov Banten Widodo Hadi membantah jika penyampaian LKPJ Gubernur  Banten Tahun Anggaran 2011 terlambat.

Kata dia, surat pengantar LKPJ sudah disampaikan ke DPRD Banten pada Jumat (30/3) lalu. Widodo mengatakan pihaknya menunggu jadwal dari DPRD Banten  untuk dilaksanakan rapat paripurna penyampaian LKPJ tersebut oleh Gubernur Banten. 

Gubernur  Banten akan menyampaikan LKPJ secara resmi melalui rapat paripurna. Berdasarkan PP Nomor 3 Tahun 2007  tersebut, laporan kepala daerah terdiri atas LKPJ akhir tahun anggaran dan LKPJ akhir masa jabatan.

Dalam  pasal 16 ditegaskan,  LKPJ disusun berdasarkan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD. Selanjutnya, dalam  Pasal 17 Ayat (1) ditegaskan bahwa  LKPJ akhir tahun anggaran disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. 

Hujan Membuat Jakarta dan Tangerang Terendam

Jakarta - Hujan deras yang mengguyur Jakarta mengakibatan ratusan rumah warga di dua rukun warga di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (2/4) sore tergenang banjir setinggi 60 sentimeter. Air yang menggenangi permukiman warga Susukan terjadi setelah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota selama lebih dari satu jam.

Meski kerap terendam banjir, warga tetap bertahan dan belum berencana untuk mengungsi. Sementara barang-barang milik mereka telah diselamatkan ke lantai dua. Warga mengeluhkan banjir yang kerap terjadi di lokasi ini saat Jakarta diguyur hujan deras. Menurut warga, banjir sering terjadi akibat penyempitan saluran pembuangan air Kali Cipinang.

Mereka berharap pemerintah kota untuk memperhatikan serta mendengarkan keluhan warga agar air yang kerap menggenangi rumah mereka ini tidak terjadi lagi.

Akibat hujan deras yang mengguyur kemarin petang, perumahan di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, juga kembali terendam air. Ketinggian air di kawasan ini mencapai satu meter lebih. Perumahan di kawasan Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, sejak petang hingga malam tergenang air. Ketinggian air di kawasan ini mencapai satu meter lebih. Tim Basarnas pun sudah diturunkan untuk memantau warga yang rumahnya terendam.

Sejumlah warga yang rumahnya terendam pun terpaksa mengunsi di musala setempat untuk bermalam. Namun, beberapa warga masih bertahan di rumahnya masing-masing. Jika hujan tak kunjung berhenti, diperkirakan ketinggian air di permukiman warga ini akan kembali meninggi.

Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Tangerang, Banten dan sekitarnya juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan tergenang air. Di kawasan Cileduk, tepatnya di Jalan Dokter Sutomo, Kecamatan Karang Tengah, ratusan sepeda motor mogok akibat terjebak banjir setinggi lutut orang dewasa.

Warga sekitar membantu para pengendara sepeda motor yang terjebak banjir. Mereka nekat menerobos banjir karena jika harus memutar jarak yang ditempuh terlalu jauh. Akibat banjir, arus lalu-lintas dari arah Joglo, Jakarta Barat, menuju Cileduk maupun sebaliknya macet total, apalagi hujan turun bertepatan dengan jam pulang kantor.

Selain akibat hujan deras, banjir di Jalan Dokter Sutomo ini juga diakibatkan menyempitnya Kali Gebyuran yang melintas di kawasan ini. Kondisi ini diperparah dengan menumpuknya sampah di Kali Gebyuran, sehingga setiap kali hujan deras air meluap hingga ke jalan.(ADO)